Jika konten adalah raja, maka konversi adalah ratunya – John Mansell
Tepat sekali! Selayaknya dongeng, raja dan ratu selalu diceritakan hidup berdampingan. Pun sama, konten dan konversi sejatinya berjalan beriringan. Kalau konten bagus, sudah pasti penghasilan akan menghampiri. Ini juga yang menjadi salah satu tujuan pertama saya memulai menulis di blog, mencari passive income.
Saya ingat sekali, pertama kali kenal dengan dunia blogging sewaktu saya SMA. Kira-kira 9 tahun yang lalu. Di saat itulah saya kepincut dengan Google Adsense. Di mana kita bisa mendapatkan uang dari iklan yang dipasang di blog.
Apa yang kamu pikirkan saat lihat screenshoot penghasilan Google Adsense di atas? Pasti ngilerrrr..
Siapa sih yang gak mau punya penghasilan sebanyak itu? Inilah yang membuat saya jatuh cinta pada pandangan pertama.hehe
Setelah jatuh cinta, PDKT dong.. Mulai baca-baca tentang dunia blog di internet sampai beli bukunya langsung di Gramedia. Kalau anak SMA lainnya sibuk baca buku pelajaran, mikir mau kuliah di mana, de el el, saya sibuk nyari duit.haha
Yang ada di pikiran saya waktu itu cuman satu, bagaimana saya bisa menghasilkan passive income di usia muda saya. Karena saya sadar, zaman makin susah. Lulus kuliah pun belum tentu mendapatkan pekerjaan, dan masalah-masalah klise lainnya. Saya ingin menghasilkan!
Optimasi Blog dengan Membuat Konten Blog untuk Pemula
Lalu, apa yang saya lakukan setelah itu? Tentu saja membuat blog dan mengisi konten, sesuai dengan referensi yang sudah saya pelajari sebelumnya.
Waktu itu, gak ada gambaran sama sekali mau nulis apa. Tapi, setelah diskusi sana-sini dengan kekasih, akhirnya memutuskan untuk menulis resep masakan.
“Ide bagus tuh!” Pikirku
Apalagi ibu saya suka banget nulis resep di buku. Peluang ini akhirnya saya tangkap dan mulai menulisnya kembali di blog yang sudah saya buat.
Kira-kira sudah berjalan satu bulan, tapi belum ada notice dari blog kalau blog saya sudah layak untuk menayangkan iklan. Mulailah putus asa..
Semakin ke sini semakin tidak ada gairah. Ditambah lagi, mulai repot dengan berbagai macam ujian kelulusan. Akhirnya, blog resmi saya pensiunkan.
Kemudian, tahun 2016 gairah itu muncul kembali, setelah iseng-iseng cari informasi tentang Google Adsense lagi. Cinta lama bersemi kembali ceritanya. Banyak cerita-cerita sukses yang saya dapatkan. Semakin menggebulah saya. Tapi kali ini dengan persiapan yang matang.
Saya mulai membuat konten yang “lebih berbobot”, yaitu tentang resensi buku di blog saya yang baru www.resensee.blogspot.com – Alhamdulillah masih berjalan sampai sekarang.
Alasan saya membuat konten itu karena saya suka membaca. Dan sangat disayangkan kalau hanya saya saja yang tahu. Apalagi kalau bukunya sangat bagus. Lebih baik berbagi dengan orang lain. Siapa tahu ada yang sedang mencari tahu tentang buku itu, itung-itung amal jariyah juga.
Memang lama progressnya, karena saya harus benar-benar membaca buku. Bukan membaca review milik orang lain lalu saya ceritakan ulang. Inilah yang menjadi ciri khas dari konten yang saya buat. Reviewnya berbeda dengan blog yang nangkring di Google. Karena memang asli dari sudut pandang pribadi.
Saya memang berniat untuk mendaftarkan kembali blog ini ke Google Adsense. Dan benar saja, ditolak! Haha. Gimana sih rasanya ditolak dua kali? Nyesek, asli. Jujur saja, saya sempat down. Mengutuk diri sendiri gak berbakat, bukan rejekinya di situ, bla bla bla. Tapi sekali lagi kekasih menguatkan. Eciyee..
Saya mencoba untuk menganalisa, sebenarnya apa sih masalahnya? Apa tulisan saya kurang bagus? Atau karena kontennya kurang banyak?
Optimasi Blog dengan Kata Kunci Bonus Halaman 1 Google
Setelah melakukan pendalaman, ternyata eh ternyata.. ada beberapa poin yang memang harus saya perbaiki. Terutama tentang pemilihan kata kunci dan jumlah konten. Oke, siap untuk bertempur kembali!
Dulu, boro-boro mikir kata kunci, asal nulis aja. Tapi, setelah evaluasi, mencoba memperbaiki kata kunci yang ingin dibidik, biar pengunjung yang datang banyak. Karea Google Adsense suka dengan konten yang jumlah pengunjungnya banyak.
Sama seperti yang disampaikan oleh mas Priangga Otviapta di webinar Ibu-Ibu Doyan Nulis bareng IM3 Ooredoo, kalau kata kunci itu harus diletakkan di tempat-tempat tertentu. Pertama, di judul atau heading 1, kemudian heading 2 atau sub judul, dan heading 3 (sub dari sub judul) jika memungkinkan.
Tapi karena dulu belum dapat webinar seperti ini, jadi belajarnya dari kesalahan.
Apa yang terjadi setelah saya menggunakan kata kunci di tempat-tempat strategis? Boom! Jumlah pengunjung di blog saya meningkat. Bonusnya, sebagian besar konten saya nangkring di halaman 1 Google! Ketiban durian runtuh ini namanya.
Kedua, PR blog saya adalah konten yang kurang banyak. Jadi, kalau mau berhasil daftar Google Adsense, sudah pasti harus kaya konten. Semakin banyak konten yang dibuat, semakin besar peluang untuk diterima Adsense.
PR sudah rampung saya kerjakan, saatnya mendaftarkan ulang blog ke Google Adsense. Menurut info, ada yang sehari sudah dapat surat cinta dari Adsense. Ada juga yang seminggu atau dua minggu. Sedangkan saya? Lebih dari sebulan. Hahaha
Tapi saya senang, karena buah kerja keras saya selama ini menghasilkan. Stigma bahwa saya gak berbakat, bukan rejeki, de el el, terhapus sudah. Sekarang saya yakin kalau saya bisa mengejar apa yang saya inginkan. Perjuangan gak sampai di sini, masih banyak yang harus saya lakukan kedepannya untuk mencapai tujuan saya, yaitu passive income.
Pendapatan Google Adsense Hanya Receh
Tujuan semakin dekat dong. Saya yakin bisa gajian di bulan pertama. Karena saya berfikir, kalau sudah keterima Adsense sudah pasti gajian tiap bulannya. SALAH BESAR! Pemikiran saya ternyata salah. Karena gajian atau gaknya, tergantung dari pageviews dan juga jumlah klik iklan yang ada di blog kita.
Nyeseknya lagi, penghasilan di dashboard saya lelet! Alias nambahnya dikiiiit sekali. Dapat 400 perak saja susahnya minta ampun. Paling sering dapat sekian sen. Sen? Iya... gak sampai satu perak.hahaha Saking lambatnya, dari tahun 2016 ke tahun 2020, cuman dapat 12 ribu rupiah aja. 4 tahun berjuang cuman dapat segitu? Iyaps!
Terus gimana dong mereka-mereka yang suka pamer gajian gede? Hoaks dong? Gak juga sih. Bisa aja mereka pemain lama. Atau konten mereka memang bagus banget. Atau mereka punya trik lain. Memang benar yang dikatakan sama mas Afit Husni di webinar IIDN yang disponsori IM3 Ooredoo (red: uridu) beberapa waktu yang lalu. Kalau bermain di Google Adsense itu gak mudah. Perjuangannya berat. Saya sendiri mengalaminya. Rasanya seperti berperang melawan penjajah kali ya hehe.
Tapi, hikmahnya, saya jadi tahu apa kesalahan dari blog saya. Salah satunya karena pemilihan niche yang tidak banyak dicari orang. Jadi, berpengaruh terhadap jumlah pageviews. Ya gimana dong, dunia literasi di Indonesia masih minim sekali. Dan pada akhirnya, saya memilih untuk legowo. Tetap mengisi konten yang berkualitas dan sesekali membayar penulis lain – kebetulan kontributor di blog saya adalah seorang dosen, jadi bacaannya banyak, tentu saja dari sudut pandang si kontributor.
Optimasi Blog dengan SEO On Page dan Off Page
Berbekal dari blog Resensee, saya membangun blog lagi dengan persiapan yang lebih matang. Mulai dari niche, kualitas tulisan, pemilihan kata kunci, posisi kata kunci, backlink, dan ilmu-ilmu lainnya yang biasa digunakan pada SEO On Page dan Off Page. Lahirlah www.kampusbudidaya.com .
Awalnya, saya adalah seorang content writer untuk blog orang lain. Kebanyakan dari mereka sudah menghasilkan dari Google Adsense. Saya pun “memanfaatkan” mereka dengan mempelajari pola tulisan, ilmu yang mereka bagikan saat briefing membuat konten, dan gak jarang juga tanya-tanya langsung. Ibarat sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui, begitulah saya. Selain dapat duit, dapat ilmunya juga.hehe
Dari situlah awal mula saya mengenal optimasi SEO On Page dan Off Page. Simpelnya, SEO On Page adalah optimasi dari dalam blog, mulai dari tata cara penulisan seperti heading, penulisan kata kunci, dan panjang tulisan. Kalau Off Page, mengoptimalkan blog dari luar yaitu dengan membangun backlink.
Jangan kira saya mempelajari semua itu hanya dalam satu malam. Gak! Ilmu blogging itu banyak. Belajarnya gak bisa sehari dua hari. Juga harus melewati trial and error.
Beruntungnya saya, ilmu ini juga dibahas di webinar IIDN kapan hari. Pematerinya dari praktisinya langsung, yang sudah banyak makan garam.
Kalau ada yang tanya, “Sudah tau SEO tapi kok masih ikutan webinarnya?”
Saya tipe orang yang walaupun sudah tahu ilmunya, tapi masih suka kepo. Kali aja ada perkembangan ilmu baru, kali aja saya ada yang kelupaan jadi bisa ingat lagi, dan kali aja apa yang saya pelajari kemarin-kemarin ada yang salah. Begitu kira-kira.
Dan benar saja, banyak materi-materi yang belum saya ketahui. Terutama di bagian strukturnya. Kalau kata mas Irwin, tingkatan struktur blog itu ada 3, easy, medium, dan hard. Kurang lebih, ringkasannya seperti di gambar bawah.
Di penghujung webinar, mas Irwin kasih bonus cek struktur blog untuk 30 orang saja. Langsung gercep dong. Jangan sampai kelewatan kesempatan emas ini. Apalagi gratis. Hahaha
Ternyata eh ternyata,
blog Kampus
Budidaya gak kalah banyak PR-nya! Siap-siap berjuang lagi nih saya.
Semoga dari ilmu-ilmu baru yang saya dapatkan dari serangkaian acara
webinar Ibu-Ibu Doyan Nulis bersama IM3 Ooredoo ini, saya bisa lebih
mengoptimalkan penghasilan dari Adsense ya.
Provider untuk Mendukung Optimasi Blog
Untuk melahirkan blog yang menghasilkan, selain ilmu yang sudah saya jelaskan di atas, tentunya ada banyak modal lain yang harus dikeluarkan, seperti waktu, tenaga, dan tentu saja kuota. Paling sedih, kalau lagi asyik ngeblog, tiba-tiba kuota habis atau lemot. Biasanya sih beli kuota 12 GB, tapi sekarang kebutuhannya bisa dua atau tiga kali lipatnya. Kalau dihitung-hitung, habisnya banyak. Apalagi akhir-akhir ini sering lemot, makin pingin beralih ke provider lain aja rasanya.
Eeh.. gak tahunya acara webinar IIDN kemarin ada promosi program baru dari IM3 Ooredoo, yaitu program IMPreneur.
Tujuan awal dari IMPreneur sendiri memang untuk membantu UMKM dalam mengembangkan usahanya. Tetapi, juga tidak menutup kemungkinan untuk mendukung para blogger supaya bisa lebih optimal dalam mengelola blog.
Paket IMPreneur sendiri ada tiga nih, paket FIT, PRO, dan MAX. Mulai dari harga 300 ribuan aja sampai harga 1 juta. Eits, harga ini gak semahal yang kamu bayangkan kok! Dibandingkan dengan benefitnya, harga segitu tuh murce bingiiit.
Coba aja dihitung, kalau kamu beli kuota biasanya harga berapa dan dapat berapa Giga? Kalau saya, biasanya beli Rp 105.000 dapat 12 GB. Jadi, kenanya Rp 8.750 per GB. Sekarang kita hitung untuk paket FIT ya! Paket FIT harganya Rp 300.000 dapat 65 GB. Kalau dihitung, jadi kena Rp 4.615 per GB-nya. Udah jelas kan murahnya?
Kelebihan lainnya nih, kamu bisa sharing paketan kamu untuk orang lain, bisa keluarga, teman, atau rekan kerja. WOW! Kalau paket FIT, kamu bisa sharing ke maksimal 5 orang, paket PRO maksimal 10 orang, dan paket MAX maksimal 20 orang. Kalau kurang dari itu? Ya gak masalah. Namanya juga maksimal. Dipake untuk satu orang pun oke-oke aja. Ohya, gak cuman kuota aja yang bisa disharing, tapi kuota nelpon juga bisa dibagi lho.
“Sama aja dong kayak pakai WiFi di rumah?”
Beda dong! Kalau kamu beli paket IMPreneur ini, kamu gak perlu sewa-sewa alat segala. Dan bisa dipakai diluar rumah juga. Walaupun berjauhan, bisa banget menikmati sharing kuota ini.
Sama seperti kuota internet lainnya, paket IMPreneur hanya berlaku untuk 30 hari saja sejak diaktifkan. Semisal dalam satu bulan paket yang kamu beli gak habis, sisanya gak bisa dipakai untuk bulan selanjutnya. Jadi, sesuaikan aja ya dengan kebutuhan bulanan kamu.
“Gimana cara daftarnya?”
Nah, karena ini paket khusus, jadi harus ke gerai dulu ya. Nanti kamu akan diarahkan ke bagian yang menanganinya secara langsung. Sst.. biaya pendaftarannya GRATIS!
Nanti, kamu akan diminta mengisi data terlebih dahulu untuk mengaktifkan paket IMPreneur ini. Selain itu, anggota lain yang ikut juga akan di data. Jadi, nantinya akan ada yang namanya parent dan child. Parent ini yang punya wewenang untuk mengatur besar kecilnya kuota yang akan dibagi. Sedangkan child, yang akan menerima kuota dari si parent. Pada intinya, kuota yang dibagi gak harus sama rata. Tetapi tergantung dari parent mau bagi kuota berapa? Karena kebutuhan tiap orang kan berbeda-beda.
Ah, auto pindah provider nih.hehe
Apalagi IM3 anti ngadat ya, lancar jaya! Pas bangetlah untuk mendukung optimasi blog.
“Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Blog IM3 Ooredoo X IIDN Mengoptimalkan Peluang Dunia Blogging”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar