Pengalaman Menurunkan Trigliserida Tinggi dengan #NgemilBijak

tips menurunkan trigliserida tinggi

 

Kalo berbicara tentang ngemil, keluarga kecil saya tuh suka banget ngemil. Paling favorit sih produk rerotian ya. Paling nggak bisa nahan nafsu kalau ada rerotian di depan mata. Suka kalap. Hehe. Masalahnya, saya dan suami punya riwayat trigliserida tinggi! Nah, salah satu pantangannya adalah mengurangi konsumsi roti. Padahal kita pecinta roti banget. Hiks!

Sebelum tahu kalau kita punya trigliserid tinggi, sekali makan tuh bisa menghabiskan satu bungkus roti tawar yang biasanya dijual di supermarket. Terkadang langganan juga ke tetangga depan rumah yang kebetulan punya usaha jajanan ringan untuk disuplai ke toko-toko. Sekali beli bisa lah ya dua bungkus. Dan itu habis dalam sehari! Hampir setiap hari kita begitu. Bisa dibayangkan kan betapa cintanya kita sama roti? Hehe.

Suatu ketika, saya dan suami punya inisiatif cek kesehatan ke apotik warna pink di dekat rumah. Nah, di sana ada paket cek kesehatan seperti kolesterol, gula darah, asam urat, dan trigliserida. Kebetulan, selama ini kita nggak pernah cek trigliserid nih!

Eh, sudah tahu belum sih trigliserida itu apa? Jadi, kalau kita cek kolesterol, itu adalah cek profil lemak secara keseluruhan. Nah, salah satu lemak yang ada di dalam tubuh adalah si trigliserida ini. Lebih mudahnya kita sebut dengan lemak jahat ya. Jadi, lemak jahat ini yang harus dikontrol supaya tidak menyumbat aliran darah. Kalau menyumbat di pembuluh darah otak, bisa jadi stroke. Kalau menyumbat di jantung, bisa terkena serangan jantung. Kan ngeri!

Saat keluar hasilnya, ternyata trigliserida saya dan suami jauh dari kata normal. Normalnya, kadar trigliserida di dalam tubuh adalah dibawah 150 mg/dL. Sedangkan saya 300 mg/dL (kategori tinggi, 200-499 mg/dL) dan suami 500 mg/dL (kategori sangat tinggi). Huaaa!

Dan ini sangat berbahaya karena si trigliserid ini silent killer ya. Beberapa orang mungkin akan merasakan gejalanya seperti berat di tengkuk kepala, kesemutan, dan nyeri di kaki. Tapi, nggak sedikit juga lho yang baik-baik aja alias tak bergejala!

Setelah berkonsultasi dengan dokter yang bertugas, pantangannya adalah mengurangi konsumsi roti-rotian dan nasi putih, perbanyak sayur dan buah, istirahat yang cukup, dan tentunya olahraga. Yang paling berat dari pantangan tersebut bagi saya dan suami adalah mengurangi roti. Ya soalnya camilan favorit sih! Haha.

Tapi, demi kesehatan bersama akhirnya kita memutuskan untuk ngemil sehat. Maksudnya gimana? Sebisa mungkin mengganti camilan yang membawa efek buruk bagi kesehatan ke camilan yang kaya akan nutrisi, seperti makan buah-buahan dan jus. Atau kalau lagi kangen banget sama roti, bolehlah ya sesekali beli roti. Tetapi intensitasnya sudah jauh berkurang dibandingkan sebelumnya. Beli roti pun pilih yang roti gandum, karena kandungan seratnya yang bagus untuk tubuh.

Pagi adalah waktu terbaik untuk mengonsumsi buah-buahan. Terlebih saat perut kosong, penyerapan nutrisi lebih optimal. Saat cuaca sedang terik-teriknya, apalagi seperti Surabaya yang hot melotot, saya lebih suka membuat es jus. Selain mendinginkan tubuh dari dalam, segelas jus dingin bisa meredakan emosi saya yang lagi ngebul-ngebulnya di siang hari. Hehe. Paling enak sih es jus jeruk baby java.

Nah, kalau pingin ngemil sekaligus membuat perut kenyang, saya biasanya membeli buah pepaya. Ini juga buah favorit keluarga karena harganya murah, menyehatkan, plus mengenyangkan. Lagi-lagi, mengonsumsi buah dalam keadaan dingin menjadi pilihan. Ya, mungkin karena efek cuaca panas juga kali ya. Jadi, butuh yang seger-seger juga.

Ditambah lagi, beberapa waktu lalu ada webinar yang membahas tentang #NgemilBijak. Ada 3 tips NgemilBijak nih, yang bisa dipraktikkan agar bermanfaat.

1. Kenali isyarat tubuh mengapa kita ingin ngemil, misalnya apakah karena lapar ataukah perlu untuk mengembalikan mood.

2. Kemudian kita bisa memilih apa camilan yang tepat berdasarkan isyarat tubuh tersebut, tentunya dengan memperhatikan porsi camilan dan waktu ketika kita ngemil.

3. Perhatikan bagaimana kita ngemil, dengan memaksimalkan semua indera kita, karena kita akan dapat mengenai isyarat tubuh, kapan harus berhenti ngemil.

Lalu, apakah kadar trigliserida saya dan suami berhasil turun? Tentu saja! Plus, badan jadi lebih sehat dan siap produktif menghasilkan banyak karya! Kamu, sudah ngemil bijak belum hari ini?

“Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba Ngemil Bijak yang diadakan oleh Ibu-Ibu Doyan Nulishttps://bit.ly/lombablogngemilbijak

menurunkan trigliserida tinggi


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar