Akhir-akhir ini burnout jadi topik yang lagi hangat ya. Isu ini diangkat karena penting banget untuk tahu kita terserang burnout syndrome atau enggak. Karena kalo telat penanganan bisa bahaya loh!
Kalo mengingat-ingat beberapa tahun kebelakang, alhamdulillah saya belum pernah mengalaminya. Tapi, ada seseorang yang amat dekat dengan saya yang sepertinya sedang terserang burnout ini.
Daritadi ngomongin burnout mulu, apaan sih sebenernya burnout itu?
Burnout adalah kondisi di mana lelah mental dan fisik akibat pekerjaan. Eits, tapi bukan lelah biasa loh ya. Kalo lelah biasa karena pekerjaan itu wajar. Tapi, burnout ini lebih parah tingkatannya.
Cara deteksinya gimana nih?
Kalo dari pengalaman orang yang aku kenal, gejalanya seperti ini:
1. Gak ada gairah buat kerja
2. Stress berat
3. Ngerasa pencapaian kerja gitu-gitu aja
4. Lingkungan kerja yang buruk, makin bikin gak nyaman buat kerja
5. Gak bisa fokus sama kerjaan
6. Pola makan buruk, bisa makin banyak atau gak nafsu sama sekali
7. Pingin resign
Singkat cerita nih ya, jadi semenjak dia dipindahkan ke departemen yang bukan minatnya, gejala-gejala burnout ini mulai muncul. Karena di sini dia ngerasa skillnya kurang terasah. Secara, dia bakat dan minatnya apa, tapi dapet job apa. Mungkin sebagian dari kita pernah ngerasain ya yang beginian.huhu
Awalnya dia mencoba untuk terapi berpikir positif melihat situasinya sekarang. Tapi lama-kelamaan udah gak bisa dipaksa untuk berpikir positif. Selain harus menguasai job yang baru, suasana kerjanya juga agak menjenuhkan. Sehingga dia merasa gak tertantang di departemen barunya ini. Akhirnya muncullah gejala burnout.
Dari gejalanya, paling gak kita ada gambaran mana yang lelah biasa mana yang burnout.
Terus, kalo terserang burnout, penanganan pertama apa yang harus dilakukan?
Seperti yang sudah aku bilang di awal, burnout butuh perhatian khusus biar gak makin parah. Yang tahu kapan kita membutuhkan pertolongan pertama adalah diri kita sendiri, itu pasti. Karena yang ngerasain burnoutnya jelas diri sendiri kan, bukan orang lain.
Tapi ada lho yang gak bisa deteksi burnout. Kalo situasinya begini, bisa jadi si subjek gak tahu burnout itu apa. Kedua, dia gak mengenal ambang batas dirinya sendiri. Nah, untuk kasus yang begini, baiknya langsung konsul ke dokter aja ya saat gejala-gejala yang aku sebutin di atas muncul.
Lalu, apa sih yang harus kita lakukan?
Pertama, calming down. Jangan nambah beban pikiran dengan mikirin hal-hal yang berat. Otak butuh istirahat. Pikiran butuh ditenangkan. Kalo sudah lelah, stop! Jangan diteruskan. Bisa santai sejenak dengan melihat pemandangan, cuci muka, sholat, atau apa pun yang bisa buat pikiran jadi fresh lagi.
Kedua, biasanya menyusun agenda. Lah apa hubungannya? Ada. Biasanya orang stress karena mikir agenda banyak banget tapi bingung mau dikerjain yang mana. Akhirnya otak menangkap ini kerjaan gak ada habisnya. Ini belum, nambah lagi. Begitu terus sampai akhirnya otak ngebul. Bekerja keras buat menyelesaikan semuanya.
Solusi yang tepat ya susun agendamu. Tentukan mana yang prioritas untuk dikerjakan, mana yang bisa dikerjakan nanti. Dengan begitu, kita bisa fokus dengan satu pekerjaan aja. Otak pun gak berpikir keras untuk menyelesaikan banyak targetan sekaligus.
Ketiga, cuti beberapa hari mungkin bisa jadi pilihan. Kalo gak bisa calming down di kantor, bisa kok ambil jatah cuti. Refreshing di rumah, berkebun, nonton film, jalan-jalan, whatever you want. Apa pun yang bisa mengembalikan mood kamu.
Keempat, konsultasi ke dokter. Kalo segala macam udah kamu lakuin tapi tetep gak ada perubahan, kayaknya kamu harus ke dokter deh untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Pada intinya, burnout gak bisa disepelekan ya. Karena burnout yang udah tingkat dewa bisa juga meregang nyawa karena hilangnya kebermaknaan hidup.
Jangan rendahkan juga orang yang sedang mengalami burnout dengan perkataan,
"Ih, gini aja capek"
"Gak kompeten banget sih, gini aja lelet"
Dan lain sebagainya. Karena itu bisa memperparah keadaan. Yok ciptakan lingkungan kerja yang menyenangkan bagi rekan kerja lainnya. Kalo ada rekan kerja yang kesusahan, apa salahnya dibantu, ye kan?
Dah, itu aja cuitan tentang burnout dan gimana cara ngatasinnya. Sebenernya, ini tema #ODOPISB hari Selasa kemarin. Tapi, karena lagi full job banget, baru sempet upload hari ini. Hehe
Semoga bermanfaat yaa tulisan aku pagi ini. ♡

Tidak ada komentar:
Posting Komentar