Apa Kabar Resolusi?

Agar resolusi tidak gagal
2021 udah mau pertengahan jalan, apa kabar resolusi? Aman terkendali atau justru banyak yang beleset? Hehe

Ngomong-ngomong soal resolusi, udah pada tahu kan resolusi itu apa? Resolusi adalah tuntutan atau harapan. Pada intinya apa yang ingin kamu capai untuk dirimu, kesehatanmu, keuanganmu, dan aspek-aspek lain yang ada di hidup kamu.

Resolusi gak bisa nyontek ya. Tiap orang punya resolusi berdasarkan kondisi masing-masing. Jadi belum tentu resolusi yang ditulis oleh temenmu, akan berguna juga buat dirimu.

Oke, lanjut ke persoalan resolusi yang saya buat.

Tahun 2021 ini resolusi saya cuman satu, lebih berdaya! Lah kok cuman atu? Iya, karena saya merasa PR di tahun sebelumnya adalah kurang produktif. Jadi pinginnya tahun ini lebih banyak mencetak karya. Tsaah.

Sejak covid melanda, banyak yang harus difokusi dan juga situasi-situasi di luar kendali. Satu hal yang jadi perhatian saya sejak pandemi adalah kesehatan fisik dan juga mental agar kebal menghadapi virus yang entah kapan selesainya ini ︶︿︶

Karena saya orangnya gampang stress dan berefek pada fisik, seringkali saya ngerasa kelabakan ngurus diri sendiri. Apalagi saat awal-awal corona datang. Tapi setahun berlalu, alhamdulillah diri ini bisa adaptasi juga.

Gak bisa dipungkiri, adanya pandemi ngefek banget ke sektor pekerjaan. Biasanya job nulis rame, tiap bulan ada. Tapi tahun kemarin rasa-rasanya berkurang drastis. Bahkan ada bulan-bulan yang bener-bener jobless. Sedih akutu.

Tahun ini sebenernya juga gak rame-rame amat. Tapi udah lumayanlah ya daripada tahun kemarin. Maka dari itu, saya membuat resolusi tahun ini gimana caranya saya bisa lebih berdaya. Entah dengan bikin konten, ngelola blog pribadi, atau nerima job nulis lagi.

Satu resolusi tapi breakdown-nya banyak cyin. Harus belajar ilmu baru cara menyajikan konten yang lebih menarik, gimana caranya desain feed IG yang cucok, nambah ilmu digital marketing, dan perintilan lain yang masih relate dengan pekerjaan saya.

Apa resolusinya berjalan sesuai dengan ekspektasi?

Sezuzurnya ya gak mulus-mulus amat. Balik lagi, karena ada faktor eksternal yang gak bisa kita kendalikan. Tapi... seenggaknya saya sudah berusaha untuk lebih berdaya di tahun ini.

Setiap bulan saya selalu melakukan evaluasi. Udah produktif gak nih bulan ini? Kalo belum, yok ditingkatkan lagi di bulan depan. Kalo udah produktif, ya dipertahankan.

Yang jelas, di tahun 2021 ini saya merasa lebih baik, lebih produktif, lebih berwawasan, dan lebih-lebih lainnya.

Eh gimana dong, resolusiku tahun ini banyak yang zonk!

Percaya deh, saya pun pernah di posisi seperti itu. Parahnya, tahun udah mau habis, baru mikirin nih resolusi udah tercapai belum ya? Wkwk *janganditiru

Berkat pengalaman seperti di atas, saya akhirnya punya trik biar resolusi tetap pada jalurnya.

1. Evaluasi tiap bulan, udah tercapai belum?

2. Kalau belum, kejar di bulan selanjutnya

Dah, gitu aja. Cuman dua cara ini tapi ngefek banget ke pribadi.

Mumpung nih, masih belum setengah tahun perjalanan, masih ada waktu untuk mengejar ketertinggalan. Mungkin dua tips dari saya biss dicoba. Jadi, gak ada lagi cerita gagal mencapai resolusi. 

Dah ya, tugas #ODOPISB tema resolusi kali ini sudah tertunaikan. Walaupun sebenernya deadline-nya molor ╮(╯▽╰)╭


Pertolongan Pertama Saat Burnout

Tips mengatasi burnout
Akhir-akhir ini burnout jadi topik yang lagi hangat ya. Isu ini diangkat karena penting banget untuk tahu kita terserang burnout syndrome atau enggak. Karena kalo telat penanganan bisa bahaya loh!

Kalo mengingat-ingat beberapa tahun kebelakang, alhamdulillah saya belum pernah mengalaminya. Tapi, ada seseorang yang amat dekat dengan saya yang sepertinya sedang terserang burnout ini.

Daritadi ngomongin burnout mulu, apaan sih sebenernya burnout itu?

Hempaskan Gengsi Belajar dari yang Muda

  

Komunitas ISB

Saya selalu ingat perkataan suami, bahwa belajar adalah kewajiban setiap muslim. Entah berapapun usianya. Belajar juga tak kenal batasan usia, mau belajar sama yang tua hayuk, mau belajar sama yang muda juga gaspol. Hihi

Sayangnya, yang kedua ini agaknya sulit realisasinya. Belajar sama yang muda? Gengsi ah!

Lah, memangnya kenapa kalo belajar sama yang muda? Gak semua yang muda fakir ilmu kok. Malah banyak anak millenial sekarang yang ilmunya jauh dari kita-kita yang tua. 

Saya pribadi fleksibel aja. Siapa yang punya ilmu, siap-siap aja saya terorin. Wkwk

Gak peduli udah tuwir atau masih kinyis-kinyis kayak oppa-oppa Korea, hajar aja.

Batasan yang kita buat sendiri yang bikin kita jadi sempit ilmu. Padahal ilmu itu luas, tak terbatas. Sayangnya kebanyakan dari kita masih gede gengsi. Merasa yang tua yang lebih "berilmu". Padahal kan yo gak gitu juga.